Follow us on:

Kitab Mandi

Kitab Mandi
Bab 1: Berwudhu Sebelum Mandi
Kitab Mandi
Bab 2: Mandinya Seorang Suami Bersama Istrinya  
148. Aisyah رضي الله عنها berkata, "Aku mandi bersama Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم dari sebuah bejana/tempat air [masing-masing kami junub, 1/78] dari sebuah mangkok yang disebut faraq (tempat air yang memuat tiga sha'), [tangan kami saling bergantian di dalam bejana itu, 1/ 70] (dalam satu riwayat: kami menciduk bersama-sama dalam bejana itu, l/72)[1] (dalam satu riwayat: tempat mencuci pakaian ini diletakkan untukku dan untuk Rasulullah صلی الله عليه وسلم, lalu kami masuk ke dalamnya bersama-sama, 8/154)."

[1] Ibnu Khuzaimah menambahkan di dalam Shahih-nya (nomor 251, terbitan Beirut) dari jalan lain dari Aisyah, ia berkata, "Aku yang memulainya, lalu aku tuangkan air ke atas kedua tangan beliau sebelum beliau memasukkannya ke dalam air." Sanadnya bagus.

Kitab Mandi
Bab 3: Mandi dengan Satu Gantang (Empat Mud) Air dan Semacamnya  
149. Abu Salamah berkata, "Aku dan saudara lelaki Aisyah memasuki tempat Aisyah, lalu saudaranya itu menanyakan kepadanya mengenai cara mandi Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم Ia lalu meminta agar dibawakan satu tempat air sekitar (ukuran) satu sha', lalu ia mandi dan menuangkan air pada kepalanya, sedangkan antara kami dan Aisyah ada tirainya."
150. Abu Ja'far berkata bahwa ia berada di tempat Jabir bin Abdullah dan ayahnya ada pula di situ. Di dekatnya ada sekelompok kaum. Mereka menanyakan kepadanya perihal mandi janabah, lalu ia berkata, "Satu sha' cukup bagimu." Seorang laki-laki berkata, 'Tidak cukup bagiku." Jabir lalu berkata, "(Satu sha' itu) cukup bagi orang yang rambutnya lebih banyak dan lebih baik daripadamu." Ia lalu menuju kami dalam satu pakaian. (Dan dari jalan lain: dari Abu Ja'far, katanya, "Jabir berkata kepadaku, 'Pamanmu-yakni al-Hasan bin Muhammad al-Hanafiyah-datang kepadaku seraya bertanya, 'Bagaimana cara mandi janabah?' Aku jawab, 'Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم mengambil tiga cakupan air dan menuangkannya ke kepala beliau, kemudian menuangkan ke seluruh tubuh beliau.' Al-Hasan berkata, 'Sesungguhnya, aku berambut lebat.' Aku jawab, 'Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم lebih lebat rambutnya daripada engkau.")
151. Ibnu Abbas berkata bahwa Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم dan Maimunah mandi (bersama) dari satu wadah. Abu Abdillah berkata, "Ibnu Uyainah memberikan komentar akhir, 'Dari Ibnu Abbas dari Maimunah dan yang sahih ialah apa yang diriwayatkan oleh Abu Nu'aim'"[2]

[2] Maksudnya, riwayat dari Ibnu Abbas tanpa menyebut Maimunah ini adalah sahih; berbeda dengan riwayat Ibnu Uyainah yang mengatakan dari Ibnu Abbas dari Maimunah karena riwayat ini ganjil.  
Kitab Mandi
Bab 4: Orang yang Menuangkan Air di Atas Kepalanya Tiga Kali  
152. Jubair bin Muth'im berkata, "Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda, 'Adapun aku maka aku tuangkan air atas kepalaku tiga kali,' dan beliau mengisyaratkan dengan kedua tangan beliau.[3]
Kitab Mandi
Bab 5: Mandi Satu Kali Mandian  
153. Maimunah berkata, "Aku pernah meletakkan (dalam satu riwayat: menuangkan) air untuk Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم untuk dipakai mandi [janabah, 1/ 68] [dan aku menabirinya]. Beliau lalu membasuh kedua tangannya dua atau tiga kali, kemudian menuangkan air [dengan tangan kanannya] atas tangan kirinya, lalu beliau membasuh kemaluan: dan apa-apa yang ada di sekitarnya yang terkena kotoran. Beliau lalu menggosok-gosokkan tangannya ke atas tanah (dan dalam satu riwayat: menggosokkannya ke dinding, 1/70; dalam riwayat lain: ke tanah atau ke dinding, 1/71 dan 72) [dua atau tiga kali] [kemudian mencucinya], lalu berkumur-kumur, mencuci hidungnya dengan air, membasuh wajah dan kedua tangannya [dan membasuh kepalanya tiga kali 1/71], (dalam satu riwayat: berwudhu seperti wudhunya untuk shalat, hanya saja tidak membasuh kakinya, 1/68), kemudian menyiramkan air ke seluruh tubuhnya, lalu bergerak dari tempatnya dan mencuci kedua kakinya, [kemudian dibawakan sapu tangan kepada beliau, tetapi beliau tidak menggunakannya untuk mengusap tubuhnya (dalam satu riwayat: lalu aku bawakan penyeka/handuk, lalu beliau berbuat begini, tetapi tidak mengulanginya), (dalam riwayat lain: lalu aku bawakan kain, tetapi tidak beliau ambil, lalu beliau pergi sambil mengusapkan kedua tangannya.)]."
Kitab Mandi
Bab 6: Orang yang Memulai Mandi dengan Menggunakan Harum-Haruman atau Wangi-Wangian  
154. Aisyah berkata, "Apabila Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم mandi janabah, beliau minta dibawakan hilab (bejana). Beliau mengambil dengan kedua telapak tangan beliau; beliau memulai dengan bagian kepala yang kanan kemudian yang kiri, lalu beliau lanjutkan pada bagian tengah kepala."
Kitab Mandi
Bab 7: Berkumur-kumur dan Menghirup Air ke dalam Hidung Ketika Mandi Janabah
(Aku berkata, "Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Maimunah di muka.")
Kitab Mandi
Bab 8: Mengusap Tangan dengan Debu Agar Lebih Bersih  
(Aku berkata, "Dalam bab ini, Imam Bukhari meriwayatkan dengan isnadnya hadits Maimunah di muka.")
Kitab Mandi
Bab 9: Dapatkah Seorang yang Junub Meletakkan Tangannya di dalam Belanga (yang Berisi Air) sebelum Mencucinya Apabila Ia Tidak Terkotori Barang yang Kotor Kecuali Janabah?  
Ibnu Umar dan al-Bara' bin Azib biasa memasukkan tangannya ke dalam air tanpa mencucinya, kemudian mereka berwudhu.[4] Ibnu Umar dan Ibnu Abbas berpendapat tidak ada bahaya apa-apa apabila air menetes dari tubuh (ketika mandi) ke dalam tempat yang dipakai mandi janabah itu.[5]
155. Anas bin Malik, "Nabi Muhammad صلی الله عليه وسلم dan salah seorang istrinya mandi [janabah] bersama dari satu bejana."[6]

[4] Atsar Ibnu Umar di-maushul-kan oleh Sa'id bin Manshur, sedangkan atsar al-Barra' di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah.   [5] Atsar Ibnu Umar di-maushul-kan oleh Abdur Razzaq dan atsar Ibnu Abbas di-maushul-kan oleh Ibnu Abi Syaibah, dan oleh Abdur Razzaq dari jalan lain darinya.   [6] Tambahan ini disebutkan secara mutlak oleh penyusun, dan al-Hafizh tidak men-takhrij-nya.  
Kitab Mandi
Bab 10: Memisahkan Mandi dan Wudhu  
Disebutkan dari Ibnu Umar bahwa dia mencuci kedua kakinya setelah air wudhu (pada anggota-anggota tubuhnya) telah kering.[7]

[7] Di-maushul-kan oleh Imam Syafi'i (nomor 70) dengan sanad sahih darinya (Ibnu Umar), tetapi dalam riwayat ini disebutkan bahwa Ibnu Umar berwudhu dengan mencuci betisnya, bukan kakinya, kemudian masuk masjid, kemudian mengusap kedua khuf-nya, lalu shalat dengannya.